BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan resiko
morbiditas dan mertalitas prematur yang meningkat sesuai dengan peningkatan
tekanan sistolik dan diastolik.
Hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah
tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada
umumnya perempuan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria. Penyakit
hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umumnya penderita tidak
mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya.
Penyakit ini dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat
menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial-ekonomi.
Tingginya
tekanan darah yang lama tentu saja akan merusak pembuluh darah diseluruh tubuh,
yang paling jelas pada mata, jantung, ginjal dan otak. Maka konsekwensi yang
biasa pada penderita hipertensi yang lama dan tidak terkontrol adalah
terjadinya gangguan pengelihatan, oklusi koroner, gagal ginjal dan stoke.
Selain itu terjadi pembesaran jantung karena jantung dipaksa untuk meningkatkan
beban kerja jantung saat memompa melawan tinggimya tekanan darah.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah seminar
mahasiswa diharapkan dapat mengelola asuhan keperawatan pada klien
dengan hipertensi
2. Tujuan Khusus
Setelah seminar mahasiswa diharapkan
mampu untuk
a. Memahami definisi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinik dan penatalaksanaan pada hipertensi.
b.
Memahami
asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi.
c.
Menerapkan tindakan keperawatan pada klien dengan
hipertensi.
C. BATASAN MASALAH
Pembahasan
makalah ini membatasi pada “ Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Hipertensi”.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A.
DEFINISI
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg dan
pada usia lanjut hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan sistololik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Menurut WHO (1978), batas tekan darah yang masih
dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau diatas
160/95 mmHg dinyatakan sebagai Hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi
dan hipertensi disebut borderline hypertension.
Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya gagal
jantung, stroke dan gagal ginjal. Dalam penelitian didapatkan angka sekitar 20%
populasi orang dewasa mengalami hipertensi, 90% diantara mereka menderita
hipertensi primer atau esensial, dimana tidak dapat ditentukan penyebab
medisnya. Oleh karena itu, upaya penanganan hipertensi primer lebih mendapat
prioritas.
B.
ETIOLOGI
Faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya hipertensi adalah :
¨Gangguan
emosi
¨Obesitas
¨Mengkonsumsi
alkohol dan kopi secara berlebihan
¨Perokok
¨Keturunan
¨Obat-obatan
¨Proses
penuaan
C.
DIAGNOSA
Diagnosa hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali
pengukuran, hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada
kunjungan yang berbeda kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala
klinis.
Klasifikasi
Tekanan Darah untuk yang berumur 18 Tahun atau lebih
Katagori
|
Sistoliok
|
Diastolik
|
Optimal
Normal
Normal-tinggi
Hipertensi
Derajat 1
Derajat 2
Derajat 3
|
< 120
< 130
130-139
140-159
160-179
≥ 180
|
Dan < 80
Dan < 85
Atau 85-89
Atau 90-99
Atau100-109
≥ 110
|
Rekomendasi untuk Observasi Lebih
Lanjut Setelah Pengukuran Tekanan Darah Pertama Kali
Tekanan
Dara Pertama Kali(mmHg)
|
Observasi
yang dianjurkan
|
Sistolik Diastolik
< 130 < 85
130-139
85-89
140-159 90-99
160-179 100-109
≥ 180 ≥ 110
|
Pemeriksaan ulang dalam 2 tahun
Pemeriksaan ulang dalam 1 tahun
Dipastikan dalam 2 bulan
Evaluasi dalam 1 bulan
Evaluasi segera / dalam 1 minggu,
tergantung situasi klinis
|
D.
PATOFISIOLOGI
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis
yang diterukan ke sel jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan
tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi
eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya
perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada
pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.
Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron
yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan
tekanan darah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan
pada organ organ seperti jantung.
E.
MANIFESTASI KLINIS
·
Pemeriksaan fisik jarang dijumpai selain
peningkatan tekanan darah, dapat pula
ditemukan perubahan pada retina seperti perdarahan, exudat, penyempitan
pembuluh darah dan pada kasus hipertensi barat dapat ditemukan edema pupil.
·
Sakit kepala, epistaksis, pusing, dan migren,
cepat marah, telinga berdenging, sukar tidur, rasa berat ditengkuk dam mata
berkunang-kunang.
·
Gejala lain yang disebabkan oleh komplikasi
hipertensi seperti gangguan pengelihatan, gangguan neurologi, gagal jantung,
dan gangguan fungsi ginjal. Gangguan serebral yang disebabkan oleh hipertensi
dapat berupa kejang, gejala akibat perdarahan pembuluh darah otak berupa
kelumpuhan, gangguan kesadaran bahkan sampai koma.
F.
PENATALAKSANAAN
Penanggulangan
Hipertensi secara garis besar dibagi dua jenis penatalaksanaan :
1.
Penatalaksanaan Non Farmakologis
·
Penurunan berat badan dan pengurangan asupan
garam
·
Diet rendah lemak jenuh
·
Olahraga yang teratur
·
Menghindari faktor resiko seperti merokok, minum
alkohol, hiperlipidemia dan stres.
2.
Penatalaksanaan Farmakologis
Diuretik
Diuretik mempunyai efek antihipertensi dengan cara menurunkan
volume ekstraselular dan plasma sehingga terjadi penurunan curah jantung. Dosis
yang sering dipakai adalah 25-50 mg, 1-2 kali tiap hari. Penggunan diureti pada
orang tua sebaiknya menggunakan furosemid umumnya 40 mg tiap hari tetapi
beberapa pasien dibutuhkan dosis sampai 160 mg. Efek samping yang serng
dijumpai adalah hipokalemia, hiponatremia, hiperuresemia dan ganggua lain
seperti kelemahan otot, muntah, dan pusing.
Golongan
Penghambat Simpatetik
Penghambat aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat
vasomotor otak, seperti pada pemberian metildopa dan klonidin atau pada ujung
saraf perifer seperti reserpin dan guanetidin.
Metildopa mempunyai
efek antihipertensi dengan menurunkan tonus simpatik secara sentral. Dosis yang
dipakai adalah 250 mg, 2-3 kali tiap hari dan jika diperlukan dapat dinaikkan
sampai dosis 2000 mg tiap hari. Efek samping dapat berupa anemia hemolitik,
gangguan faal hati dan kadang-kadang depat timbul hepatitis kronis.
Klonidin mempunyai cara kerja yang sama dengan metildopa,
dosis yang diperlukan 0,1-1,2 mg tiaphari dengan dosis terbagi. Efek samping
yang timbul adalah sedasi, rasa lelah, rasa kering pada mukosa mulut dan bibir,
impotensi dan pusing.
Penyeket Beta
Mekanisme
antihipertensi obat ini adalah melalui penurunan curah jantung dan penekanan
sekresi renin. Berdasarkan kelarutan dalam air dan lemak, penyekat beta
dibedakan menjadi dua golongan :
(1)
golongan yang larut dalam lemak seperti asebutolol, alprenolol, metoprolol,
oksprenolol, pindolol, propranolol, dan timilol yang mempunyai waktu paruh yang
relatif pendek, yaitu 2-6 jam.
(2)
golongan yang lebih larut dalam air dan dieliminasi melalui ginjal seperti
atenolol, nadolol, praktolol dan satalol yang mempunyai waktu paruh yang lebih
panjang, yaitu 6-24 jam, sehingga dapat diberikan satu kali sehari.
Vasopresin
Yang termasuk golongan ini adalah doksazosin, prazosin, hidralazin,
minoksidil, diazoksid dan sodium nitroprusid. Obat golongan ini bekerja
langsung pada pembulu darah dengan cara relaksasi otot polos yang akan
mengakibatkan penurunan resistensi pembuluh darah akan diikuti oleh peningkatan
aktifitas simpatik dan akan menimbulkan
takikardia dan peninggian kontraktilitas otot miokard yang akan
mengakibatkan peningkatan curah jantung.
Sodium nitroprusid biasanya diberikan dengan infus dengan
kecepatan rata-rata 3 mikrogram/kgBB/menit dengan kisaran antara 0,5-8 microgram/kgBB/menit.
Penghambat
Enzim Konversi Angiotensin
Kaptopril
yang dapat diberikan secara oral menurunkan tekanan darah dengan cara
menghambat enzim konversi angiotensin sehingga terjadi penurunan kadar
angiotensin II, yang mengakibatkan
penurunan aldosteron dan dilatasi arteriol.
Pada
hipertensi ringan dan sedangdapat diberikan dosis 2 kali 12,5 mg tiap hari.
Dosis yang biasa adalah 25-50 mg tiap hari.
Efek
samping yang timbul adalah kemerahan kulit, gangguan pengecapan, agranulasi,
proteinuria, dan gagal ginjal.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
1. Kelihan utama
Pada klien
hipertensi keluhan utamanya sakit kepala/pusing yang disertai dengan
peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh peningkatan tekanan vaskular
serebral.
2. Riwayat
penyakit sekarang
Riwayat yang menyebabkan klien masuk rumah sakit saat
ini. Klien biasa mengeluh sakit kepala/pusing disertai peningkatan tekanan
darah.
3. Riwayat
penyakit yang lalu
Merupakan gambaran keadaan kesehatan klien dimasa lalu apabila
telah diketahui adanya hipertensi sebelumnya, perlu informasi mengenai
pengobatannya, mengenai efektivitas, dan efek samping obat yang dipakai. Selain
itu, diperlukan keterangan tentang penyakit yang diderita lainnya seperti DM,
penyakit ginjal, serta faktor resiko terjadinya hipertensi seperti rokok,
alkohol, faktor stress, dan data berat badan.
4. Riwayat
penyakit keluarga
Apakah terdapat riwayat penyakit keluarga,
gejala-gejala penyakit yang berkaitan dengan hipertensi seperti penyakit
jantung koroner, gagal jantung, dan lain-lain.
5. Riwayat
Psikologis
Meliputi kondisi ekonomi, sosial, lingkungan, budaya,
dan emosional dari klien dan keluarga terhadap kondisi klien pada saat
pengkajian dan selama dirawat dirumah sakit.
6. Pemeriksaan
Fisik
·
Inspeksi
: keadaan umum,
·
Palpasi
·
Auskultasi : Bunyi Nafas, Nadi, Tekanan darah,
frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnu, bunyi jantung.
8. Pemeriksaan
Penunjang
Hb atau hematokrit, BUN keratin, glukosa, kalium serum,
kolesterol dan TG, kadar aldosteron urine atau serum, urinalisa, asam urat,
Ivp, foto thorak dan EKG ( peninggian gelombang P).
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan
pada data pengkajian, diagnosa keperawatan bagi pasien dapat mencangkup hal
sebagai berikut:
1.Gangguan rasa nyaman atau nyeri
berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral.
2.Resiko tinggi penurunan curah
jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokontriksi iskemia
miokardia.
3.Intoleran aktifitas berhubungan
dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
4.Perubahan nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebihan, pola hidup monoton,
keyakinan budaya.
5.Koping individu tidak efektif
berhubungan dengan krisis situasional atau maturasional, relaksasi tidak
adekuat, sistem pendukung tidak adekuat, nutrisi buruk, olahraga tidak teratur,
harapan tidak terpenuhi, kerja berlebihan, metoda koping tidak efektif.
6.Kurang pengetahuan tentang kondisi
dan rencana pengobatan berhubungan dengan mis intepretasi, menyangkal
diagnosis.
C.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1.Gangguan rasa nyaman atau nyeri
berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral.
Kriteria
evaluasi:
- Melaporkan rasa nyer atau ketidaknyamanan hilang atau terkontrol
- Mengungkapkan metoda yang memberikan pengurangan
- Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan
Intervensi
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
a
b
c
d
e
f
|
Mandiri
Mempertahankan tirah baring
selama fase akut
Ajarkan teknik distraksi dan
relaksasi
Meminimalkan aktifitas vasokontriksi
Bantu ambulasi sesuai kebutuhan
Berikan makanan lunak, minum dan perawatan mulut
Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi
|
meminimalkan
stimulus atau meningkatkan relaksasi
menurunkan rangsangan simpatis yang menimbulkan
stress, membuat efek tenang guna menurunkan tekanan darah.
mengurangi
peningkatan tekanan vaskular
pusing dan pengelihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala,
pasien juga dapat mengalami episoda hipotensi postural
meningkatkan kenyamanan umum
ketepatan pemberian
obat sesuai indikasi dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.
|
2. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan
dengan peningkatan afterload, vasokontriksi iskemia miokardia.
Kriteria
evaluasi:
·
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan
beban kerja jantung
·
Mempertahankan tekanan darah dalam rentang
normal
·
Mempertahankan irama dan frekuensi jantung
stabil dalam rentang normal
Intervensi
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
|
Mandiri
Observasi tekanan darah secara
berkala
Observasi adanya oedema umum atau
tertentu
Observasi adanya perubahan warna
kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler
Atur lingkungan secara nyaman dan
batasi pengunjung
Pertahankan pembatasan aktifitas
dan istirahat
Atur posisi secara nyaman
Ajarkan teknik relaksasi
distraksi
Monitor respon
terapi obat
Kolaborasi
Berikan
pembatasan cairan dan diet natrium
Berikan obat-obat sesuai indikasi
|
perbandingan
dari tekanan darah dapat memberikan gambaran lebih engkap tentang keterlibatan masalah
vaskuler
adanya oedema
mengindikasikan terjadinya gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskular
adanya warna pucat, dingin, kulit lembab,
dan masa mengisi kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi atau
penurunan curah jantung
membantu menurunkan rangsangan simpatis dan
dapt meningkatkan relaksasi
menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi
tekanan darah
menurunkan
ketegangan dan menurunkan rangsangan simpatis
menurunkan
rangsangan yang menimbulkan stress, membantu efek tenang, dan membantu
menurunkan tekanan darah
respon terapi
obat dapat memberikan evaluasi ataskeberhasilan pengobatan
mengurangi retensi cairan
sehingga mengurangi beban kerja jantung
ketepatan pemberian obat dapat
mempercepat proses penyenbuhan
|
3.
Intoleran aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Kriteria
evaluasi:
·
Berpartisipasi dalam aktifitas yang diharapkan
·
Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas
yang dapat diukur
·
Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda
intoleransi aktifitas
Interensi
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
a
b
c
|
Mandiri
Kaji respon pasien terhadap
kemampuan aktifitas, peningkatan tekanan darah dan nadi
Anjurkan teknik
penghematan energi
Berkan dorongan
untuk melakukan aktivitas serta bantu sesuai kebutuhan
|
respon
fisiologis terhadap stress aktifitas merupakan indikator dari kelebihan beban
kerja yang berkaitan dengan tingkat aktifitas.
mengurangi penggunaan energi guna membantu
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan
akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktifitas.Kemajuan aktifitas
bertahap dapat memberikan gambaran dari kemampuan kerja jantung.
|
4. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan masukan berlebihan, pola hidup monoton, keyakinan budaya.
Kriteria
evaluasi:
·
Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi
dengan kegemukan
·
Menunjukkan perubahn pola makan
·
Mempertahankan program olahraga yang tepat
secara individual
Intervensi
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
a
b
c
d
e
f
g
h
|
Mandiri
Kaji pemahaman
pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dengan kegemukan
Bicarakan pentingnya menurunkan masukan
kalori dan batasi masukan lemak, garam, dan gula sesuai dengan indikasi
Tetapkan keinginan pasien untuk menurunkan berat badan
Kaji ulang masukan kalori dan
pilihan diet
Tetapkan rencana penurunan berat
badan yang relistik dengan pasien
Dorong pasien untuk
mempertahankan masukan makanan harian
Intruksikan dan bantu memilih
makanan yang tepat
Kolaborasi
Rujuk ke ahli gizi
|
kegemukan
adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena disproporsi antara
kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan dengan peningkatan
masa tubuh
kesalahan
kebiasaan makan menunjang terjadinya aterosklesis dan kegemukan, yang
merupakan predisposisiuntuk hipertensi dan komplikasinya seperti stoke,
penyakit ginjal dan gagal jantung. Kelebihan masukan garam memperbanyak
volume cairan intravaskular dan dapat merusak ginjal sehingga memperburuk
hipertensi
motivasi untuk
penurunan berat badan adalah internal. Individu harus berkeinginan untuk
menurunkan berat badan bila tidak maka program sama sekali tidak berhasil
mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan dalam program diet terakhir. Membant dalam menentukan
kebutuhan individu untuk penyesuaian guna pendidikan kesehatan dalam
pemberian diet seimbang
penurunan masukan kalori per hari dapat
secara teori menurunkan berat badan
memberikan
data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang dimakan dan membantu untuk
memfokuskan perhatian pada faktor pengontrol perubahan diet
menghindari
makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol penting untuk mencegah perkembangan
aterogenesis
memberikan
konsling dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet individu.
|
5.Koping individu tidak efektif berhubungan dengan krisis
situasional atau maturasional, relaksasi tidak adekuat, sistem pendukung tidak
adekuat, nutrisi buruk, olahraga tidak teratur, harapan tidak terpenuhi, kerja
berlebihan, metoda koping tidak efektif.
Kriteria
evaluasi:
- mengidentifikasi prilaku koping efektif dan konsekkuensinya
- menyatakn kesadaran kemampuan koping atau kekuatan pribadi
- mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah untuk menghindari atau merubahnya
- mendemontrasikan penggunaan ketrampilan atau metoda koping efektif
Intervensi:
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
a
b
c
d
e
f
|
Mandiri
Kaji
keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku
Catat setiap
laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi, peka
rangsang, penurunan toleransi sakit kepala, dan katidakmampuan menyelesaikan
masalah
Bntu pasien untuk
mengidentifikasi stresor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya
Libatkan
pasien dalam rencana perawatan dan beri dorongan partisipasi maksimal dalam
rencana pengobatan
Dorong pasien untuk mengevaluasi
prioritas dan tujuan hidup
Bantu pasien
untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan hidup
|
mekanisme
adaptif perlu untuk mengubah pola hidup seseorang, mengatasi hipertensi
kronis dan mengidentifikasi terapi yang diharuskan kedalam kehidupan
sehari-hari
mekanisme
maladaptive mungkin merupakan indikator marah yang ditekan dan telah
diketahui dapat menjadi penentu utama tekanan darah diastolik
pengenalan terhadap stresor adalah langkah
pertama dalam mengubah respon
seseorang terhadap stresor
keterlibatan memberikan pasien perasaan
kontrol diri yang berkelanjutan, memperbaiki ketrampilan koping dan dapat
meningkatkan kerjasama dalam regimen terapiutik
fokus perhatian pasien pada realitas situasi
yang ada relatif terhadap pandangan pasien tentang apa yang diinginkan
perubahan yang
perlu harus diprioritaskan secara realistik untuk menghindari rasatidak
menentu dan tidak berdaya
|
6.Kurang pengetahuan tentang kondisi
dan rencana pengobatan berhubungan
dengan mis intepretasi, menyangkal diagnosis.
Kriteria
evaluasi:
·
Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan
regimen penyakit
·
Mengidentifikasi efek samping obat dan
kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan
·
Mempertahankan tekanan darah dalam parameter
normal
Intervensi:
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
a
b
c
d
|
Mandiri
Kaji
kesiapan dan hambatan dalam belajar
Ajarkan
cara mengidentifikasi cara hidup sehat
Jelaskan
tentang obat yang diresepkan bersama dengan rasional, dosis, dan efek samping
yang ada
Berikan
informasi tentang sumber- sumber dimasyarakat dan dukungan pasien dalam
membuat perubahan pola hidup
|
kesalahan
konsep dan menyangkal diagnosa dapat mempengaruhi minat pasien dalam
mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis
faktor-faktor
resiko dapat meningkatkan proses penyakit atau memperburuk gejala dan
dukungan, petunjuk dan empati dapat meningkatkan keberhasilan pasien dalam
menyelesaikan tugas pengobatan
informasi yang adekuat dan adanya pemahaman
tentang obat dapat meningkatkan kerja sama dalam proses pengobatan
sumber-sumber
kesehatan di masyarkat dan tempat konsling dapat membantu pasien dalam upaya
mengawali dan mempertahankan perubahan pola hidup sehat
|
DAFTAR PUSTAKA
§ Doenges.
M.E,dkk. 1999. Rencana asuhan keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien, edisi 3. Jakarta. EGC.
§ Mansjoer.
M.E, dkk. Kapita selekta kedokteran. Jakarta : Media aesculapius.
§ Pring,
silvia andderson. 1990. patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit.
Jakarta, EGC.
§ Tarwoto
Arif. 2000. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Jakarta : salemba
medika.
LuckyClub Casino Site Review - Lucky Club
BalasHapusLuckyclub offers an extensive gaming library to all UK players. This casino can't be wrong! From their games to slots, our luckyclub casino has an array of